...ini mauku atau maumu...

Posted on Sabtu, 21 April 2012 |
Ingin aku tegaskan bahwa bukan salahku jika pada akhirnya hubungan kita hanya sampai disini. Sering kali aku membayangkan bahwa aku bisa memiliki kekasih yang mau menerima dan mengerti aku setulus hati, tapi setiap kali aku membayangkannya maka yang muncul dalam benakku bukan kamu.
Hatiku pun sering bertanya-tanya, apakah arti diriku bagimu, adakah kamu pernah mencintaiku walau hanya sebentar dalam setiap hari-harimu.
Hari ini pun terlihat sama seperti hari sebelumnya, raga kita mungkin dekat tapi sekarang aku merasa hatiku semakin beku.
Aku mencoba menumbuhkan kembali rasa sayang itu, sering kali aku mencuri tatap kepadamu, tapi semua itu tak berhasil.
Perasaan ini, tetap saja semakin mengeras. Sering kali aku marah, marah sekali padamu namun tak tega aku mengungkapkan segala amarahku ini yang pada akhirnya hanya kusimpan sebagai sebuah kenangan.
Amarah itu lambat laun menjadi rasa sakit, rasa kecewa dan rasa acuh yang semakin menggunung.
Mungkin hatiku kini telah rapuh, tak kuat lagi untuk menahan gunung itu yang kian hari kian memanas seiring dengan ketidak mengertianmu tentangku.
Aku sedih dan menangis setiap kali memikirkan perpisahan yang akan terjadi, tapi setiap kali aku mengingat semua tentang rasa sakit yang tiba-tiba timbul maka rasa ingin melepaskanmu dari sisiku semakin besar.
Aku merasa bahwa kau semakin menjauh dari jangkauanku, semakin hari kamu semakin mejauh semakin tinggi dan semakin tak terlihat oleh hatiku.
Aku terkadang merasa sendiri, merasa sepi meskipun kamu ada di dekatku. Jika perasaan seperti itu selalu menghatui, masihkah pantas jika kita mengucapkan bahwa kita mencintai satu sama lain ?

Aku tak ingin menjadi orang yang munafik, yang mengatakan cinta tapi di hati berbeda.
Aku ingin mengatakan yang sejujurnya bahwa aku ingin mengkaji ulang hubungan kita.
Aku ingin kembali menyehatkan hubungan yang sakit ini.
Jika memang hanya aku yang sakit, maka sejujurnya memang sudah tak ada cinta lagi.
Bukankah kau pernah bilang bahwa orang yang saling mencintai bagaikan satu jiwa dalam dua tubuh? sehingga jika satu merasakan sakit dan aku nyaman maka yang lain juga merasakan yang sama.
Maka bantu aku, jangan lah kamu terus menerus menyalahkan keadaan, menyalahkan aku.
Karena semua ini bukan salahku, semua ini bukan mauku.
Egokah aku terhadap semua ini ?

0 komentar: